Organisasi Nirlaba adalah suatu
organisasi yang menekankan pada kerja pelayanan sosial dan tidak untuk menarik
keuntungan yang bernilai materi/bisnis dari usaha yang dilakukan. Kerja
pelayaan sosialnya bersifat sukerela karena anggota dari organisasi ini tidak
bersifat mengikat (sukarelawan). Organisasi Nirlaba menekankan pada pemberian
pelayanan pada kepentingan publik.
Berikut Perbedaan organisasi nirlaba
dengan organisasi laba
Banyak hal yang membedakan antara
organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan,
tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota,
klien, atau donatur sehubungan dengan salah satu ciri organisasi nirlaba
adalah tanahnya bersifat wakaf. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh
untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang
telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya.
Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa
yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana.
Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan
Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi
Organisasi nirlaba, non-profit,
membutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi profit dan pemerintahan.
Pengelolaan organisasi nirlaba dan kriteria-kriteria pencapaian kinerja
organisasi tidak berdasar pada pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana
masyarakat yang dilayaninya diberdayakan sesuai dengan konteks hidup dan
potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat sosial dan kemanusiaan sejati merupakan
ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba. Manusia menjadi pusat
sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan,
menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender, keadilan, dan kedamaian, bebas
dari konfilk dan kekerasan. Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam mengelola
organisasi nirlaba, justru akan menjebak masyarakat hidup dalam kemiskinan,
ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik dan kekerasan sosial.
Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan kepedulian dan integritas pribadi
dan organisasi sebagai agen perubahan masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif
dengan memadukan pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal,
unggul dan mumpuni, sebagai hasil dari proses pembelajaran bersama masyarakat.